Baca: 3 menit merinding
: Nak kamu yakin mau pergi?
: yakin bgt. udah males dirumah! banyak aturan !
: maafin ibu kalo gitu,
: udah terlanjur. aku udah bilang bilang tmn2 dan mereka udah dapet tempat buat aku.
: ibu ngelakuin ini untuk kamu, agar kelak kamu bisa sukses.
: aku udah pintar, aku udah sarjana jadi ibu gak usah ngajarin-ngajarin aku.
: yaudah kalo gitu. jaga diri kamu baik2 ya. maafin ibu.
tumpahlah air matanya mendengar anak yang dilahirkan sudah pandai berbicara, karna ibunya ingat ia yang mengajari berbicara saat kecil dulu.
akhirnya indira pergi dari rumah karna kekesalan yang sangat besar terhadap ibunya yang selalu marah2 dan mengatur hidupnya.
: pak, aku pergi dulu ya. aku akan baik2 aja kok. bapak gak perlu khawatir.
: berat rasanya melepasmu nak, km baru saja wisuda. langsung meninggalkan rumah seperti ini.
: bapak tenang aja indira akan balik lagi kok setelah sukses nanti. indira mau ngejar impian indira tapi gak disini.
keputusan yang sudah bulat itu membuat indira tetap pergi dan bekerja di luar kota.
ya memang ibunya sangat ketat mengawasi pergaulan indira, banyak larangan yg ibunya tidak perbolehkan tapi itu semua demi kebaikan anaknya.
Dan indira merasa nyaman dengan tempat barunya sehingga ia berhasil masuk disalah satu perusahaan besar dan menemukan sosok pria yang ia idamkan.
beberapa tahun berjalan indira mengajak pacarnya untuk kerumah orangtuanya dengan naik mobil sang kekasih.
sesampai disana ia bertemu dengan bapaknya
: pak, aku pulang *senyum tipis di wajahnya*
: anakku nampaknya sudah sukses *sambil membelai rambutnya*
: ibu kemana pak? tanya indira karna tak sedikit pun terlihat didalam rumah yang sederhana itu.
: ada. kamu mau ketemu sekarang?
: iyaa pak. memang dimana?
: ikut bapak yuk
dengan wajah bingung indira mengikuti langkah demi langkah yang tak jauh dari jarak rumahnya.
dan ternyata tiba di pintu pemakaman.
: STOP PAK ! MAKSUDNYA APA?
JANGAN BILANG IBU......
: yuk *tersenyum diwajahnya walau nampak berkaca-kaca dimatanya.
melihat batu nisan yang baru saja tertulis namanya indira memangis tak terbendung layaknya anak kecil.
: nak, selama ini ibu mengalami penyakit jantung. tapi ibumu gak mau kalau kamu tau.
makanya itu ibu selalu keras mendidik kamu karna ibu tidak tau kapan bisa menasehatimu lagi.
ibu kepengen kamu sukses dan tidak jatuh kepergaulan bebas, tapi kamu malah meninggalkannya.
tapi bapak yakin pasti sekarang ibu tersenyum disana melihat kamu seperti sekarang.
indira tidak bisa berkata-kata, ia hanya menangis sekuat-kuatnya dengan penuh penyesalan.
: ini ada surat dari ibu yang dititip sebelum meninggal dirumah sakit.
dibacalah surat tersebut disamping tanah yang sudah menutupi orang yang telah melahirkannya ke bumi ini.
Ibunya menulis:
" nak maafkan ibu, yang selalu membuat telingamu berisik karna ibu selalu menasehatimu,
maafkan ibu yang selalu melarang kamu pakai pakaian yang seksi
maafkan ibu yang selalu menelfonmu saat kamu dengan teman-temanmu
maafkan ibu yang selalu menyuruhmu makan walau kamu sudah besar
maaf kalau masakan ibu tidak seenak restoran yang suka kamu hampiri.
maaf akhir-akhir ini membuat kamu membenci ibu,
ibu tidak ingin kamu merasakan kehilangan arah agar tetap melanjutkan masa depan kamu.
ibu tau kamu sekarang sedang bahagia, sudah mencapai impian kamu.
semoga kamu mendapatkan suami yang mampu menjaga kamu melebihi ibu menjaga kamu ya nak, ibu bahagia telah melahirkan kamu..
Ya Allah...
Ampunilah dosaku, dosa ibu bapakku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba swaktu kecil..
Semoga yg like dan komen "Aamiin" bisa bahagiain Ibunya, dan kelak berkumpul bersama sama di Surga aamiin....
Kapan kalian bahagiakan orang tua kalian.
Source: facebook
No comments:
Post a Comment